Gila! Komplotan Copet Emak-emak Ini Sudah 50 Kali Beraksi, Beranggotakan 5 Orang, Berbagi Peran Saat Beroperasi

Jumat, 20 Agustus 2021 07:19 WIB

Share
Komplotan emak-emak yang menjadi copet berhasil diringkus Polda Metro Jaya. (adji)
Komplotan emak-emak yang menjadi copet berhasil diringkus Polda Metro Jaya. (adji)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID–  Lima anggota komplotan pencopet yang kerap beraksi di tempat keramaian, seperti pasar dan mall, digulung petugas Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Beroperasi selama tiga tahun, sindikat ini sudah 50 kali menggasak ponsel dan uang dari dalam tas korbannya.

Para pelaku yang diamankan sebagian besar merupakan wanita ibu rumah tangga. Mereka adalah otak pelaku YR (45), RH (45), WM (35) dan SS (34). Sementara satu lainnya adalah pria, RJ (31) yang juga suami dari YR.  

"Kita membongkar kasus pencurian dengan pemberatan yang dilakukan oleh sindikat yang biasa beraksi di tempat keramaian yang biasa kita kenal copet. Tapi ini menariknya pelaku pelakunya adalah perempuan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Kamis (19/8). 

"Ibu-ibu semuanya ini. Ibu-ibu rumah tangga semua ini. Kemudian RJ mengantarkan saat pelaku hendak melakukan aksinya," tambahnya. 

 

Yusri menuturkan, sindikat ini memilih lokasi pencopetan di tempat-tempat keramaian seperti pasar, mal dan sejumlah tempat keramaian lainnya. "Mereka telah melakukan pencurian sejak 3 tahun lalu dengan lebih dari 50 kali beraksi," ucapnya.

Tersangka YR merupakan pelaku utama yang mengajak pelaku lainnya, menentukan tempat hingga proses pencopetan. Sindikat mencari tempat keramaian sebelum melakukan aksi seperti pasar, mal dan toko-toko yang dinilai ramai.

"YR yang merencanakan dan mengatur serta menjemput temen-temen yang lain apabila mereka akan berangkat. Dia akan mengabari temennya WM dan RH ini perempuan," ujar KombesYusri.

Setelah menentukan sasaran korban, YR merancang modus pencopetan. Agar tidak dicurigai, ia menggunakan kerudung. Salah satu tersangka mengalihkan korban. Caranya dengan mengajak ngobrol maupun menyenggol korban.

"Modusnya mengalihkan dari korban. Contohnya mereka ada yang menabrak satu orang, ada yang bertanya. Jadi mereka ini sudah punya peran masing-masing. Disenggol, satu ambil dari belakang kemudian dikirim lagi ke temennya yang lain. Jadi saat dicurigai tidak ada barbuk yang ditemui pada saat itu," jelasnya.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler