Kasus Anak Kiai Pimpinan Ponpes Dianiaya 2 Satpam di Tambora Berujung Damai, Korban Diikat Hingga Dicukur Botak
Senin, 14 November 2022 15:06 WIB
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kasus anak berkebutuhan khusus yang juga anak kiai pimpinan pondok pesantren (Ponpes) Assalafiyah berinisial AZ (21), yang dianiaya dua satpam stasiun di Tambora berakhir damai.
Kapolsek Tambora, Kompol Putra Pratama mengatakan, proses damai tersebut terjadi setelah kedua belah pihak sepakat melakukan mediasi.
"Anak kiai dan sekuriti sudah mediasi lagi dan sepakat berdamai," katanya kepada wartawan saat dikonfirmasi, Senin (14/11/2022).
Dikatakan, proses mediasi kedua belah pihak tidak dilakukan di Polsek. Hanya saja pihaknya memfasilitasi proses mediasi tersebut hingga sepakat untuk berdamai.
"Kami dari Polsek Tambora hanya memberikan ruang dan kesempatan bagi pihak tersangka dan pihak korban menyelesaikan secara kekeluargaan," paparnya.
Namun kedua tersangka yakni DI (25) dan SB (20) masih ditahan di Polsek Tambora. Sebab surat perdamaian yang disaksikan ketua RT dan RW setempat baru akan dibawa besok.
"Jika sudah lengkap Polsek akan gelar perkara untuk menghentikan proses penyidikannya," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang laki-laki anak kiai pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) berinisial AZ (21) dianiaya oleh dua orang satpam stasiun. Korban bahkan diikat ke kursi dan rambut dicukur hingga botak.
Korban diketahui mempunyai masalah keterbelakangan mental atau down syndrome.
Insiden tersebut bermula saat korban membakar sampah di pinggir rel kereta dekat Stasiun Duri, Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, pada Jumat (4/11/2022) dini hari. Dianggap membahayakan, dua satpam menganiaya korban. (Pandi)